H-4 DIKLATAMA, Komandan Mahfud: Pelatihan Ini Pintu Awal Bergabung Barisan CBP KPP
DIKLATAMA DKAC CBP IPNU - KPP IPPNU Kecamatan Ngronggot di Kaloran, 2017. |
"Waktu pelaksanaan Diklatama sudah ditetapkan, yakni Jum'at sampai Minggu (20-22/12) yang akan datang di Lapangan Dusun Sumberjo Desa Dadapan, Ngronggot, Nganjuk," kata Komandan DKAC CBP IPNU Kecamatan Ngronggot, Komandan Mahfud saat dikonfirmasi oleh Tim Jurnalis LP2 melalui WhatsApp kemarin, Minggu (15/12).
Komandan Mahfud mengatakan bahwa Diklatama adalah pintu awal bagi para pelajar untuk masuk sebagai Anggota CBP-KPP.
Dia juga mengingatkan, peran dan tugas CBP-KPP bukan hanya sebagai pasukan keamanan internal, akan tetapi bertugas sebagai garda depan Nahdlatul Ulama dalam rangka membentengi dari masuknya paham radikalisme anti-Pancasila di tingkat pelajar serta mengawal ideologi Aswaja an-Nahdliyah dan menjaga keutuhan NKRI.
"Ada tugas penting bagi CBP dan KPP sebagai garda depan membantu NU membentengi pelajar dari gerakan ideologi anti-Pancasila, radikalisme dan intoleransi yang saat ini sudah masuk di kalangan pelajar," ujar pelajar MA Al Khidmah Ngronggot tersebut.
Design by: Panitia Diklatama DKAC Ngronggot |
"Dengan semangat ini diharapkan akan muncul spirit baru dari kader-kader CBP dan KPP se-Kecamatan Ngronggot yang lebih besar dan lebih bangga menjadi kader CBP dan KPP yang loyal terhadap organisasi," kata Komandan Elva.
Sebagaimana diketahui, kehadiran CBP yang semula bernama Corps Brigade Pembangunan (CBP) merupakan lembaga yang dibentuk pada tahun 1963 dalam hal itu di latar belakangi peristiwa persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia atau istilah populernya dikenal dengan istilah “ Ganyang Malaysia “, peristiwa politik tersebut yang berkaitan dengan persengketaan antara Repuplik Indonesia dengan Malaysia memperebutkan daerah Kalimantan Utara (Serawak).
Kondisi riil yang terjadi pada saat itu untuk lebih jelas conteksnya yaitu politik luar negeri, terjadi pertentangan antara gagasan Presiden Soekarno yang anti Emperalisme dengan pihak barat yang berupaya menancapkan kukunya di wilayah Malaysia.
Kemudian Presiden Soekarno mengintruksikan kepada elemen bangsa untuk segera membentuk sukarelawan perang dan siap menggayang Malaysia. Intruksi Presiden tersebut secara lansung membuat seluruh elemen bangsa bersiap sedia untuk melawan Imperalisme yang akan kembali menancapkan kukunya di wilayah Asia Tenggara, Asnawi Latif pada waktu itu selaku Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama yang merupakan bagian dari elemen bangsa merasa terpanggil untuk berjuang bersama melawan iperalisme dari bangsa barat, yang terbentuk dari kalangan pelajar Nahdhiyin yang kemudian dinamakan Sukarelawan Pelajar.
Deklarasi dibentuknya sukarelawan Pelajar diadakan di Yogjakarta yang pada saat itu merupakan lokasi dari kantor pusat PP IPNU, dan di barengi dengan parade militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan wujud dari kesiapan RI untuk Menggayang Malaysia.
Sejak saat itulah kemudian Sukarelawan Pelajar yang dibentuk oleh Asnawi Latif tersebut berjuang demi memperjuangkan negara dan bangsa untuk keutuhan NKRI.
Sukarelawan ini yang merupakan embrio atau cikal bakal bagi berdirinya Corps Brigade Pembangunan (CBP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama yang kemudian ditetapkan pada Konferensi Besar IPNU di Pekalongan pada tanggal 25 – 31 Oktober 1964 dengan nama Corps Brigade Pembangunan (CBP), yang kemudian dikenal dengan “Doktrin Pekalongan”.(Syarif)
Post a Comment