Berawal Keterpaksaan, Menjadi Ketertarikan yang Menyenangkan
Foto @alfilalala |
IPNU
(Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama). Waktu SMA aku di kontak salah satu temanku yang sudah lama mengabdi
di kegiatan organisasi keagamaan. Dan dia mengajak aku untuk mengikuti kegiatan
organisasi tersebut.
“Tapi aku tidak tahu apa itu IPNU dan IPPNU,” aku
langsung spontan menjawab.
“Maka
dari itu kamu ikut kegiatan tersebut, agar lebih memahami organissai tersebut.”
kata temanku.
Dulu
aku tak mengerti apa itu IPPNU dan IPNU? Sempat berfikir, apa sih kelebihan dari IPPNU dan IPNU? Lalu aku bertanya kepada seorang yang sudah lama mengabdi dalam
organisasi tersebut. Karena Aku ingin mencari tau seluk beluk dari kegiatan
organisasi tersebut.
“Mas,
kepanjangan dari IPNU dan IPPNU itu, apa ya?”
“IPNU,
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan IPPNU itu Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama. Disetiap desa itu ada yang namanya Ranting, disanalah awal kita mulai
belajar Bersama-sama untuk berproses dan belajar berorganisasi di IPNU IPPNU. Tidak
hanya itu saja yang kamu pelajari, tetapi ada yang lain (Fatayat, Muslimat, Pagar
Nusa IPNU IPPNU, Ansor, Banser dsb). Dan semua itu ada tingkatannya, kalau di
tingkat desa namanya Ranting sedangkan di kecamatan namanya PAC (Pimpinan Anak
Cabang), di tingkat kabupaten namanya PC (Pimpinan Cabang) untuk tingkat provinsi
PW (Pimpinan Wilayah) yang paling tinggi yaitu PP (Pimpinan Pusat). Seperti
halnya organisasi juga ada strukturnya mulai dari Dewan Penasehat, dewan
Harian, Departemen-departemen, Lembaga dan Badan."
Intinya masih banyak lagi yang kita pelajari di organisasi tersebut. Ada sosok ulama yang mendirikan Nahdlatul Ulama itu berkata: ‘Sopo wonge sen gelem ngerumati NU, iku bakal tak anggep santriku, Sopo sen iku santriku tak dongakne khusnul khotimah sak keluargane,’”
Intinya masih banyak lagi yang kita pelajari di organisasi tersebut. Ada sosok ulama yang mendirikan Nahdlatul Ulama itu berkata: ‘Sopo wonge sen gelem ngerumati NU, iku bakal tak anggep santriku, Sopo sen iku santriku tak dongakne khusnul khotimah sak keluargane,’”
Artinya:
siapa yang mau ikut serta dalam Nahdlatul Ulama, itu bakal dianggap santri dari
pendiri Nahdlatul Ulama, siapapun itu santrinya bakal didoakan khusnul khotimah
beserta keluarganya. Di IPNU IPPNU tidak hanya berdiskusi saja tetapi masih
banyak kegiatan yang dilakukan seperti halnya menyalurkan bakat kita, berlatih
public speaking, berdakwah, belajar mengaji bareng, belajar ke NU an dan lain-lain.” terangnya panjang lebar.
“Jadi
begitu, makasih banyak atas penjelasannya, mas.”
“Gimana? Tertarik ikut organisasi IPPNU IPNU tidak?”
“hehehe,
Insyaaallah, Mas.” jawabku.
Pendiri
Nahdlatu Ulama yaitu Hadhrotus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari, hampir setiap hari
makam beliau tidak pernah kosong, selalu ada peziarah dari berbagai kalangan.
Dari
penjelasan temanku, akhirnya aku mulai tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam
apa itu IPNU IPPNU. Hatiku terketuk dan ingin masuk di IPNU IPPNU karena aku
lihat anggotanya itu sangat kompak. Bukannya aku memuji atau gimana tapi emang
kenyataannya seperti itu.
Dan
anehnya lagi, Aku memang mengenal IPNU IPPNU sejak kecil. Tapi aku belum tahu
apa itu IPNU IPPNU. Pada saat awal itu, aku tidak pernah bergabung dalam kegiatan
IPNU IPPNU.
Tak
ku sangka ada surat undangan datang ke rumah. Eh.. ternyata undangan acara
pembentukan kepengurusan baru IPNU IPPNU di desaku tahun 2019. Pada saat
kumpulan pertama itulah dibentuk struktur organisasi IPNU IPPNU. Memang benar
disanalah tempat kita berkumpul, bertukar cerita, dan rasa kekeluargaan terasa
banget. Intinya, gak menyesali mengikuti kegiatan organisasi tersebut.
Pada
tanggal 07 Desember 2019, akhirnya Pelantikan dan Upgrading Pimpinan Ranting
IPNU IPPNU Desa Banjarsari telah terlaksana. Dengan tema “Pengembangan
Organisasi di Era 4.0”. Kami di Ikrar Janji untuk mengemban amanah dan
bertanggungjawab untuk melaksanakan tugas berikutnya dalam organisasi tersebut.
Suatu amanah yang harus dijalankan.
Akhirnya,
aku mulai mengikuti kegiatan rutinan,
seperti mengaji kitab, baca sholawat Al Barzanji, dan lain sebagainya.
Disitulah aku merasakan hal yang menyenangkan. Dan aku semakin yakin bahwa belajar atau mencari ilmu tidak hanya di dalam ruangan saja, tetapi
belajar bisa dilakukan dimana saja.
Pesan
untuk para pembaca:
Jangan malu, jangan takut salah, karena pelajar itu sudah wajar. Masih ada yang mengingatkan, yang penting berani dan bertanggungjawab. Jangan pernah bermimpi untuk menjadi seorang pemenang, jika tak ada keyakinan dalam diri. Ketahuilah bahwa keraguan yang tak beralasan adalah batu besar yang siap menghalangi tiap-tiap jengkal langkah kita. Jemputlah kesuksesan kita, tanpa TAPI dan tanpa NANTI.
Sukses
bersama organisasi IPNU IPPNU.
Salam 3B (Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa).[*]
Penulis: Dewi Zulaikah
Editor: Ali Musa
Post a Comment