Rekan Zaka Sang Pejuang IPNU Jatim Telah Berpulang, Kader IPNU Se-Tanah Air Berduka
Rekan Zaka memakai PDH IPNU bersama pengurus PW IPNU Jatim | Dok. Istimewa |
Cekatan dan ulet. Dua kata itulah kesan saya kepada Rekan Zakariya. Tahun 2010-2012 dia menjabat sebagai Ketua PC IPNU Kabupaten Nganjuk. Nama Mas Zaka memang masih terdengar samar di telinga saya. Namun, pada pertengahan 2012, saya sudah mulai mendengar perihal dirinya.
Senior-senior IPNU di Ngronggot sering bercerita tentang Mas Zaka. Memang ada banyak perbedaan sudut pandang, namun, semuanya sepakat bahwa Mas Zaka ialah kader IPNU militan yang tak bisa diragukan.
Pasca menjadi Ketua PC, Mas Zaka tak mandeg untu terus berjuang di IPNU. Dia lanjut ke Pimpinan Wilayah selama dua periode. Pertama di kepengurusan yang dipimpin oleh Rekan Fadlli periode 2012-2015. Kedua, pada kepengurusan yang dinahkodai Rekan Haikal periode 2015-2018.
Mas Zaka (kanan) beserta dua pengurus PW IPNU Jatim | Dok. Istimewa |
Selama aktif di PW, Mas Zaka juga sering menghadiri berbagai forum di Pimpinan Cabang. Ia adalah senior yang memiliki rasa taggungjawab untuk tetap mendampingi generasi-generasi pasca kepemimpinannya.
Rapimcab, Lakut, Konfercab, tak pernah abstain ia hadiri. Hingga kemudian Mas Zaka diberi pendamping seorang kader putri yang juga merupakan Ketua Pimpinan Cabang, yakni Rekanita Dlorikhatul Musthofatil M. alias Rekanita Rika (Ketua PC IPPNU Kab. Nganjuk periode 2012-2014).
Pada masa kepengurusan Rekan Fauzi dan Rekanita Rika di PC itulah saya sering bertemu dan ngobrol dengan Mas Zaka. Pernah suatu ketika Mas Zaka menjadi juri dalam lomba orasi pelajar yang diselenggarakan oleh PC. Saat itu saya menjadi peserta. Entah karena apa, saya kemudian dapat nilai bagus dari Mas Zaka hingga mendapat Juara II.
Saya masih kelas XII MA waktu itu. Tak pernah benar-benar paham tentang IPNU. Namun, IPNU memperlihatkan sosok-sosok kader militan yang kemudian bisa menjadi pedoman setiap kader dalam berjuang di organisasi. Salah satu kader yang menjadi pedoman saya adalah Mas Zaka tersebut, khususnya tentang satu hal: semangat totalitas ber-IPNU.
Pasca saya mengkuti Latihan Kader Utama (Kab. Kediri, 2014), saya mulai mengenal banyak senior di PW IPNU-IPPNU Jatim yang membuka persepsi dan cakrawala pengetahuan saya atas IPNU. Mulai bertemu dengan Mas Fadlli, Mas Farih, Mas Eka, Mas Khoirunnas, Mbak Ova, Mas Haikal, dan juga Mas Zaka. Mereka semua seorang pejuang yang gigih menegakkan kalimat Allah.
Teman-teman saya di MA Al Khidmah Ngronggot juga banyak yang mengenal Mas Zaka. Sebab, selain aktif di IPNU, Mas Zaka juga aktif di Gerakan Pramuka. Kepergian Mas Zaka bukan hanya berita duka yang menyelimuti langit Pimpinan Anak Cabang Sawahan, namun merupakan duka seluruh kader IPNU di tanah air.
Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Mas Zaka adalah orang baik. Frekuensi kembalinya Mas Zaka ke hadapan Allah SWT bukanlah di wilayah "semoga" khusnul khotimah, namun lebih dari itu, yakni "sudah" khusnul khotimah. Justru kita yang masih tahap berjuang ini harus bisa meneladani jalan hidupnya dalam berjuang di IPNU. Totalitas berkhidmat di Jam'iyah Nahdlatil Ulama li i'lai kalimatillah. Dan berhubung usia kita masih di bawah 27 tahun, mari kita tuntaskan di IPNU sebagaimana yang Mas Zaka contohkan kepada kita semua.
Selamat jalan, Mas Zaka. Perjuanganmu dan segala hal yang engkau ajarkan kepada kami tak akan pernah kami sia-siakan.
Mas Zaka bersama keluarganya | Dok. Istimewa |
Kami semua turut berduka cita yang mendalam. Semoga Mbak Rika beserta seluruh keluarga diberi ketabahan.
Nganjuk, 29 April 2020
Oleh: Syarif Dhanurendra
(Kader IPNU Kabupaten Nganjuk sekaligus mewakili teman-teman Pramuka di MA Al Khidmah Ngronggot yang pernah dibina juga oleh Mas Zaka dalam Kemah Perwimanas 2015 di Jombang).
Post a Comment